
Apa itu Candlestik?
Candlestik adalah grafik yang biasa digunakan pada pasar keuangan untuk menampilkan dinamika dan posisi harga pembukaan, harga terendah, tertinggi, dan harga penutupan suatu aset keuangan (Saham, Valas, dan Crypto) pada waktu tertentu.
Analis teknikal percaya bahwa semua informasi yang diketahui tentang saham tercermin dalam harga. Namun, kinerja harga masa lalu tidak ada hubungannya dengan kinerja harga masa depan, dan harga aktual dari sebuah saham mungkin tidak ada hubungannya dengan nilai riil atau intrinsiknya. Oleh karena itu, analis teknikal mencari alat analisis yang reliable untuk membantu menyaring “noise harga” yang ditimbulkan oleh aktivitas trading harian untuk menemukan probabilitas perdagangan tertinggi.
Grafik candlestick adalah alat analisis pasar yang dikembangkan oleh pedagang beras Jepang bernama Homma Munehisa dari kota Sakata pada abad ke-18, dan diperkenalkan ke pasar modal Amerika dan Eropa pada tahun 1990-an oleh Steve Nison.
Para trader Wall Street mengadopsi grafik tersebut dengan sejumlah penyesuaian, dan menggunakannya untuk memantau pergerakan harga di pasar. Kini, candlestick adalah model chart yang secara de-facto menjadi standar analisis teknikal klasik bagi trader dan investor saham karena keunggulannya dalam mengemas lebih banyak informasi harga dibanding chart lain. Dengan kata lain analisis candlestick berkembang menjadi referensi dalam memperdagangkan aset keuangan likuid seperti saham, valuta asing, dan futures.
Bagian lebar dari candlestick disebut “real body” dan memberitahu investor apakah harga penutupan lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pembukaan (berwarna merah jika harga saham ditutup lebih rendah, berwarna hijau jika harga saham ditutup lebih tinggi).
Shadow atau tail atau “sumbu” candle adalah garis vertikal yang menunjukkan pencapaian harga tertinggi dan terendah hari itu dan bagaimana perbandingannya dengan pembukaan dan penutupan. Bentuk candle bervariasi berdasarkan hubungan antara harga tertinggi, terendah, pembukaan, dan penutupan hari itu.
Grafik candlestick mencerminkan dampak sentimen investor pada harga sekuritas dan digunakan oleh analis teknikal untuk menentukan waktu yang tepat untuk masuk (melakukan pembelian aset) atau keluar (menjual) dari perdagangan.
Candle hijau panjang menunjukkan ada tekanan beli yang kuat yang menaikkan harga; ini biasanya menunjukkan bahwa harga sedang bullish. Candle merah panjang menunjukkan ada tekanan jual yang signifikan yang membuat harga turun (bearish)
Jenis Candlestik yang Wajib di Pahami TRADER
1. MARUBOZU

Marubozu adalah candle panjang tanpa garis shadow/sumbu sama sekali. Kata marubozu dalam bahasa Jepang berarti “kepala botak” atau “kepala gundul”, dan ini tercermin dari tidak adanya sumbu pada candle. Marubozu dapat bersifat bullish (berwarna hijau) atau bearish (berwarna merah). Candle marubozu adalah sinyal trading kuat yang menunjukkan kalau salah satu pihak (bull atau bear) menguasai sepenuhnya sesi trading pada hari itu.
Pada candle marubozu bearish (merah), seller/bear mengontrol penuh hari perdagangan dari pembukaan hingga penutupan, membuat harga saham turun drastis tanpa perlawanan berarti dari bull (tidak banyak trader yang berani melakukan pembelian pada situasi ini karena khawatir harga akan terus turun). Dalam beberapa situasi dimana aksi jual begitu kuat, batas penurunan harga hanyalah ARB (Auto Reject Bawah).
Sebaliknya, pada candle marubozu bullish (hijau), buyer/bull mengontrol sepenuhnya hari perdagangan dengan melakukan pembelian besar-besaran, membuat harga naik secara drastis. Dalam beberapa situasi dimana aksi beli begitu kuat, batasnya hanyalah ARA (Auto Reject Atas). Kenaikan harga yang begitu kuat menunjukkan tingkat permintaan (bid) yang sangat tinggi melebihi jumlah penawaran (offer). Bear tidak memberikan perlawanan yang berarti karena beberapa kemungkinan:
mereka kehabisan aset/saham untuk dijual karena setiap aksi offer/sell langsung diikuti pembelian agresif oleh bull, atau
bagi trader yang masih melakukan hold, mereka masih memilih menahan posisi karena khawatir apabila mereka menjual saham terlalu cepat sementara harga masih terus naik, mereka akan kehilangan potensi profit yang lebih besar.
Bergantung pada lokasi munculnya candle Marubozu dan warnanya, Anda dapat membuat beberapa perkiraan:
Jika Marubozu hijau terjadi di akhir tren naik, kemungkinan besar akan terjadi kelanjutan.
Jika Marubozu hijau terjadi pada akhir tren turun, kemungkinan besar akan terjadi pembalikan/reversal (kejadian ini dapat membantuk pola bullish engulfing).
Jika Marubozu merah terjadi di akhir tren turun, kemungkinan besar akan terjadi kelanjutan.
Jika Marubozu merah terjadi di akhir tren naik, kemungkinan besar akan terjadi pembalikan/reversal (kejadian ini dapat membantuk pola bearish engulfing).
Bagaimanapun harus selalu diingat bahwa tidak ada candle yang memberikan tingkat akurasi 100 persen. Anda harus selalu melakukan konfirmasi dengan melihat indikator teknikal lain seperti level support dan resistance, serta melihat level jenuh jual (oversold) dan jenuh beli (overbought) dengan analisis RSI atau sejenisnya. Penggunaan beberapa analisis dengan cara yang benar akan memberikan keyakinan yang lebih mantap sebelum anda melakukan eksekusi beli atau jual.
2. DOJI

Doji adalah istilah untuk menyebut bentuk candle netral di mana suatu sesi perdagangan saham memiliki harga pembukaan dan penutupan yang sama, sehingga real body candle hanya terlihat sebagai garis horisontal saja dengan shadow atau sumbu yang bersilangan, membentuk candle yang menyerupai tanda plus.
Candle Doji dapat terlihat seperti salib (dragonfly doji), salib terbalik (gravestone doji), atau tanda tambah dengan shadow panjang (long-legged doji).
Apapun variasi bentuknya, doji menggambarkan psikologi yang sama: keragu-raguan pasar untuk menentukan arah. Dalam bahasa Jepang, “doji” artinya blunder atau kesalahan, karena harga buka dan tutup yang persis sama sehingga trader tidak dapat mengambil keputusan beli atau jual.
Keterbatasan Doji
Apabila dilihat dalam konteks sebagai candle tunggal, candlestick doji adalah indikator netral yang hanya memberikan sedikit informasi kepada trader. Selain itu, doji bukanlah kejadian umum, oleh karena itu, candle ini bukan indikator yang dapat diandalkan untuk memprediksi hal-hal seperti pembalikan arah harga (reversal). Seandainya pun pembalikan harga itu terjadi setelah kemunculan doji, itu tidak selalu dapat diandalkan. Tidak ada jaminan bahwa harga akan terus berlanjut ke arah yang diharapkan setelah konfirmasi candle. Oleh karena itu, candle doji hanya efektif apabila dilihat dalam konteks dia berada dalam suatu pola candle, bukan berdiri tunggal.
Ukuran shadow atau sumbu doji ditambah dengan ukuran candle konfirmasi terkadang dapat memberikan sinyal masuk untuk perdagangan jauh dari lokasi stop loss. Ini berarti trader perlu mencari lokasi lain untuk stop loss, atau mereka mungkin perlu menahan diri untuk masuk untuk sementara sambil terus memantau, karena risiko stop loss yang terlalu besar mungkin tidak seimbang dengan potensi profit yang ditawarkan.
Memperkirakan potensi keuntungan dari trading yang didasarkan atas informasi harga dari doji juga bisa sulit karena pola doji biasanya tidak dapat memberikan target harga. Teknik lain seperti pola, indikator, atau strategi candle lain diperlukan untuk keluar dari posisi trading saat ini.